Clairmont mengungkap kronologi kasus nastar berjamur yang videonya sempat diunggah kreator konten Codeblu (CB), namun kini sudah diturunkan.

Secara singkat Susana menjelaskan kronologi kejadian yang akhirnya membuat dirinya memutuskan membawa masalah ini ke ranah hukum.

Video Codeblu

Semua berawal dari video konten CB pada November 2024 yang menyebut ada salah satu toko bakery terkenal yang memberikan nastar busuk pada panti asuhan.

Saat itu memang tak disebutkan toko yang dimaksud, tapi menurut Susana, CB memberikan ‘like’ saat ada netizen berkomentar menyebut nama toko miliknya.

CSR ke panti asuhan

Diungkap Susana, toko kuenya memang melakukan CSR, tapi bukan dengan panti asuhan seperti yang disebut CB.

“Kita memang ada CSR, bukan panti asuhan tersebut,” kata Susana dikutip dari YouTube Grace Tahir.

“Kita hubungi panti asuhan tersebut, apakah mereka menerima (nastar busuk), mereka bilang tidak,” jelasnya tentang CSR.

Saat itu Susana dan tim mengaku bingung dengan pernyataan CB, “kita masih bingung, siapa yang menerima nastar busuk ini?”

Pertemuan pertama dengan Codeblu

Ditengah kebingungan dengan tudingan yang muncul tiba-tiba, pihak Clairmont menghubungi CB untuk bertemu.

“Beliau (CB) menyampaikan bahwa beliau sudah verifikasi dengan yayasan tersebut,” ujar Susana.

Investigasi

Pihak Clairmont akhirnya melakukan investigasi sendiri dan menyampaikan pada CB hasil temuan mereka, bahwa tudingan itu tidak benar. Mereka tidak pernah memberikan nastar busuk ke panti asuhan.

Setelah dihadapkan pada temuan itu, CB merasa bersalah dan menawarkan bantuan.

“Influencer tersebut merasa bersalah, ‘dan untuk koreksi situasi ini nanti saya kasih bantuan memulihkan nama baik Clairmont.’ Kita happy dong,” tutur Susana.

Ada biaya untuk pemulihan nama

Tapi kemudian staf Susana menyampaikan bahwa ada tarif yang harus dibayar untuk memulihkan nama baik mereka.

“Kami dapat penawaran untuk consultant fee Rp 600 juta, dengan diskon Rp 350 juta,” ucap Susana.